AYOJAMBI.ID, TANJABBAR - Abdul Aziz, pria kelahiran 10 februari 1982 merupakan orang yang sederhana dalam keseharian. Menghabiskan masa kecil dan sekolah di Desa Sungai Gebar.
Dirinya mengenyam pendidikan Sekolah Dasar di SDN. 32 (dulu, red).
Setelah itu ia memutuskan untuk melanjukan pendidikan ke Madrasah Tsanawiyah Salafiyah, sebuah lembaga pendidikan Agama Swasta legendaris di Desa Sungai Gebar yang melahirkan banyak tokoh masyarakat baik di desa maupun luar Desa.
Seusai menyelesaikan pendidikan di MTs, dirinya pun melanjutkan di MA PHI di Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Ploso Al-falah, Kediri, Jawa Timur.
Latar belakang keluarga, lingkungan dan pendidikan inilah yang membentuk karakter seorang Abdul Aziz menjadi sosok sederhana dan religius. Terbukti bahwa ia merupakan seorang DAI Desa di Sungai Gebar Barat yang aktif mengisi pengajian-pengajian Majelis Taklim yang ada di Lingkungan Desa selain pengajian di Surau atau langgar.
Atas dorongan berbagai kalangan masyarakat dari Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat maupun Tokoh Pemuda yang ada di Desa, beliau mendaftarkan diri mengikuti perhelatan pemilihan Kepala Desa yang sedang di gelar di Sungai Gebar Barat.
Seperti yang disampaikan oleh Muamar Fahlevi yang merupakan seorang Tokoh Pemuda aktif di bidang kepemudaan dan pendidikan di desa Sungai Gebar Barat, bahwa seorang figur Abdul Aziz ini adalah orang yang cocok untuk memegang estafet kepemimpinan di Desa Sungai Gebar Barat yang sejak dulu dikenal sebagai Desa yang Religius.
"Yang mengedepankan Nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat," ujarnya.
Selain itu Alam misalnya, seorang tokoh pemuda yang aktif di kegiatan keolahragaan menganggap, figur Abdul Aziz ini mampu berkomitmen untuk Pengembangan Keolahragaan "Sebagai salah satu wujud Pemberdayaan Sumber Daya Manusia di desa," imbuhnya.
Ketika dikonfirmasi ke Abdul Aziz, diantara motivasi mengikuti Pilkades selain untuk bisa terlibat aktif dalam membangun Desa, ia juga bertekad meningkatkan pelayanan kepada masyarkat dan menggali potensi Sumber Daya Alam Desa untuk kemakmuran masyarakat.
"Saya juga ingin menyatukan langkah Ulama dan umara’ dalam membangun Sumber Daya Manusia di Desa seperti yang dilakukan oleh Bupati Anwar Sadat," ucapnya.
Dia berharap bahwa Pilkades ini berjalan aman, lancar dan sportif. Tidak ada isu-isu negatif antar kandidat, tidak ada politik uang dan masyarakat bisa memilih berdasar objektifitas hati nurani.
"Sehingga setelah terpilih Kepala Desa yang baru bisa bekerja maksimal membangun Desa, semua elemen masyarakat bisa kompak untuk kemajuan Desa, tidak ada anak tiri anak kandung, tidak ada yang merasa bahwa harga dirinya sudah dibeli dengan uang. Juga tidak ada Kepala Desa terpilih yang hanya berfikir untuk mengembalikan modal biaya Pilkades," katanya.(uraa)